Akan ada banyak jawaban ketika saya bertanya “Who’s your First Love?” akan ada yang menjawab “Ayah”, “Ibu, “Bibik” dan mungkin ada yang menjawab nama kekakasihnya atau “Pacarnya” sah-sah saja atas jawaban yang beraneka ragam itu namanya juga jawaban. Ngak salah juga kok, kan disuruh jawab bukan nanya jadi ya berilah jawaban versi kalian.
Tapi ketika saya bertanya “Siapa Manusia Yang Paling Kamu Cintai Di Dunia Ini?”. Akankah jawabannya sama? Ya, jawabannya mendekati kesamaan “Ayah” “Ibu” “Si dia” “Si Doi” dan bla…bla…bla… Berbagai macam jawaban akan kita dapatkan.
Okey, kenapa harus Ibu?
Kenapa harus Ayah?
Dan kenapa harus si Doi?
Mungkin sebagian kalian akan menjawab “Karna Ayah yang mencari nafkah kak,” atau “Ayah itu cinta pertama buat putrinya kak” bahkan ada yang bilang “Karna cuma ayah yang ngerti aku kak”
And than kenapa harus Ibu? Pasti kalian akan menjawab “Gimana sih kak, ibukan yang melahirkan kita”
“Ibukan yang berjuang memberikan seluruh nyawanya buat kita”
Dan “Rasulullah saja pun menyuruh kita menghormati dan menyayangi Ibu terlebih dahulu baru kemudian Ayah”
Oke-oke tahan emosinya ya… :’)
Dan si Doi kenapa bisa doi cinta pertama? ” ya karna memang dia cinta pertamaku kak jadi dialah yang aku cintai saat ini” ini nih jawaban yang kadang bikin ngelus kepala terus pengen jedutin ke tembok heheh #Bercanda
Apapun jawabannya itu terserah pada bibir dan hati yang menjawab. Tapi sadarkah kita bahwa ada 1 manusia di dunia ini yang terlewatkan untuk kita cintai?
Sadarkah kita bahwa cinta seseorang ini amat sangat besar dibanding cinta ibu dan ayah kepada anaknya apalagi cinta si doi padamu sungguh tidak ada apa-apanya.
Taukah kamu siapa seseorang ini? Seseorang yang tak pernah engkau lihat wajahnya, tak pernah engkau dengar suaranya dan tak pernah engkau berbicara padanya. Kamu hanya tau ceritanya, kisahnya dan sejarahnya hanya dari buku-buku yang membahas segala tentangnya.
Dialah Rasulullah atau biasa kita panggil Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wa salam.
Taukan kamu bahwa cintanya amat besar kepadamu umatnya
Taukah kamu ia yang rela menyebarkan agama islam secara sembunyi-sembunyi hingga terang-terangan.
Taukah kamu ia yang rela memperjuangkan islam bersama para Sahabat hingga akhir hayatnya
Taukah kamu hingga detik ajal menjemputnya ia masih memikirkan dan menyebut “ummati, ummati, ummati”
Dialah yang rela di hina, dimaki, di lempari batu, di lempar kotoran hanya demi mempertahankan Agama ISLAM. Pernahkah terbesit di hatimu bagaimana rasa sakit yang beliau alami? Betapa perihnya hati ketika tau bahwa ia dilempari kotoran. Dan kamu ? jangankan di lempar kotoran di katain ustadzah, dibilang bodoh, di bilang sok alim saja sudah down dan mikir “gini banget sih pengen hijrah”
Dan yang mirisnya kita mengaku cinta Rasulullah tapi untuk bersholawat saja enggan,
mengaku umat Rasulullah tapi mengikuti sunnahnya saja engkau malu-malu tak karuan.
Lebih cinta lagi dengan PACAR dari pada dengan Beliau, lebih mendengarkan perkataan PACAR daripada mendengarkan perkataan (Firman) Allah dan Rasulnya .
Sekarang saya mau bertanya “Kapan Terakhir kali kita sholawat untuk mendapatkan safaat dari beliau?”
“Kapan terakhir kali kita mengerjakan Sunnahnya?”
“Kapan terakhir kali kita membaca tentang sirahnya?”
Mungkin ada yang menjawab “siang ini, sore ini, subuh ini atau malam ini”
Atau ada yang akan menjawab minggu lalu, bulan lalu atau bahkan tahun lalu.
Pernahkah kita berfikir bagaimana perjuangan beliau untuk umat ini?
Terkadang tanpa kita sadari kita juga sering bahkan terlalu sering melupakan cintanya Allah kepada Hamba-Nya
Padahal Allah sangat mencintai Hamba-Nya meskipun Hamba-Nya memiliki banyak dosa seperti buih di lautan.
Allah selalu memaafkan kesalahan Hamba-Nya meskipun selalu berbuat salah.
Allah selalu memberikan nikmatnya meskipun kita selalu merasa kekurangan padahal nikmatnya sangat banyak kepada kita.
Ketika kita ditimpa kesusahan kita selalu berfikir bahwa Allah tidak adil kepada kita. Kita selalu berfikir bahwa Allah tdk sayang kepada kita, Allah tidak cinta pada kita.
Padahal segala musibah dan kesedihan yang ada adalah bentuk rasa cinta Allah kepada Hamba-Nya.
Semata-mat itu adalah bentuk teguran , bentuk kasih sayang yang amat dalam kepada Hamba-Nya.
Allah ingin lihat “masihkah engkau mengingatKu dikala sedih?”
“Masihkah engkau memohon padaKu disaat kuberikan musibah”
“Masihkah engkau menangis tersedu sedu memohon padaKu?”
Sejatinya Allah rindu pada UmatNya, Allah rindu pada derai air mata umat-Nya yang dulu selalu meminta dan memohon padaNya.
Kebanyakan dari kita ketika sudah berada di ambang kesuksesan lupa akan TuhanNya, lupa bahwa Allahlah yang memberikan Nikmat rezeki kepada kita. Dan ketika Allah ambil kembali nikmat sukses itu dengan lantang kita berkata “Allah ngak adil”.
Seharusnya kita sadar bahwa kitalah yg tidak adil. Kita yang terlalu banyak menuntut dan meminta. Sehingga melalaikan perintahNya dan mendekati laranganNya.
Kitaah yang kufur akan nikmatNya, kita yang kurang bersyukur atas CintaNya.
Jika Allah tak mencintai HambaNya
Allah tak akan memberikau nikmat sehat,nikmat hidup, nikmat sukses, nikmat kaya, nikmat pintar dalam pendidikan,
Jika Allah tak mencintai HambaNya
Allah tak akan memaafkan HambaNya yang penuh dosa ini. Meskipun dosa yang di pikul HambaNya sangat besar. Allah akan tetap mengampuni HambaNya dengan sebesar besarnya maaf.
Tak hanya mencintai sang kekasih banyak dari kita juga yang mengagung agungkan artis / selebgram atau bahkan youtubers masa kini.
Mencintai artis jaman now baik dari dalam negri / luar negri seperti K-Pop. Apa yang kita dapat dari semua itu?
Rela-rela dengan ikhlas membeli poster, dvd, membeli tiket konser dengan nilai jutaan rupiah, mendownload film Drakor dari episode 1 -1000 selesai di tonton dalam waktu 2hari.
Saya rasa itu sangat melalaikan, dan merugikan, bukan begitu?
Beli tiket konser jutaan rupiah bisa tapi ketika di suruh infaq / sedekah masih mikir ribuan kali.
Nonton film Drakor seharian 100 episode tahan, tapi ketika disuruh tilawah 2 jam saja baru 2 lembar sudah ngantuk.
Apakah itu bentuk cinta kita kepada Allah?
Saya dulu juga penyuka film Drakor, tetapi setelah saya pahami ternyata film ini membuat banyak kelalaian, lalai untuk beribadah, lalai untuk bertilawah lalai untuk bisa berkumpul dengan teman dan keluarga karna asik di kamar.
Perbaikilah diri dari sekarang selagi masih ada waktu untuk menjadi baik, tumbuhkanlah rasa cinta kepada Allah, Rasulullah dan kitabullah. Sebab ketika kita tiada semua nikmat yang kita miliki saat ini tak akan bisa lagi kita nikmati.
Cintai Allah sebagaimana Allah mencintaimu
Cintai Rasulullah sebagaimana beliau mencintai umatnya
Cintai Kitabullah sebagaimana englau mencintai dirimu sendiri.